1.1
Pengertian dari Proses Produksi Barang dan
Jasa
Memproduksi Barang dan Jasa adalah usaha
untuk mengubah sesuatu barang menjadi barang lainnya atau usaha untuk mewujudkan
usaha untuk mewujudkan sesuatu jasa. Untuk melakukan perubahan dan transformasi
tersebut diperlukan faktor-faktor produksi. Di samping itu diperlukan pula
bahan mentah atau barang setengah jadi yang akan ditransformasikan menjadi
barang lain. Menghasilkan jasa juga memerlukan bahan mentah. Se bagi contoh:
alat-alat pengangkutan, seperti bus, taksi, kapal terbang dan kereta api
memerlukan bensin atau solar disamping faktor-faktor produksi. Ini berarti,
untuk menghasilkan jasa pengangkutan harus ada bahan mentah berupa bensin dan
solar.
Kegiatan memproduksi dikelola oleh bagian
atau departemen produksi dan operasi. Dengan demikian hal-hal yang berkaitan
dengan pengurusan (pengelolaan) kegiatan memproduksi digolongkan sebagai
manajemen produksi dan operasi atau production and operation management. Hal
–hal yang berhubungan dengan usaha mentransformasi sesuatu barang menjadi
barang lain merupakan tanggung jawab dari manajemen produksi dan operasi.
Tanggung jawab tersebut meliputi merancang dan melaksanakan proses transformasi
atau konversi yang paling efisien. Keefektifan manajemen produksi dan operasi
biasanya diukur dari kemampuannya untuk menciptakan barang dan jasa yang
bermutu, meminimumkan biaya produksi dan dalam jangka panjang mampu mengembangkan
barang atau jasa sesuai dengan perkembangan selera konsumen.
2.1
Tujuan Proses Produksi Barang dan Jasa
Tugas penting bagian produksi dan operasi adalah
menciptakan barang yang sesuai dengan keinginan konsumen. Kebanyakan konsumen
menginginkan barang yang murah dengan kualitas yang tinggi. Memenuhi keinginan
ini, bagian operasi dan produksi harus berusaha mewujudkan barang dalam konteks
berikut: diproduksi secara efisien, mencapai produktivitas yang tinggi, dan
dapat menciptakan barang yang bermutu.
3.1 Meningkatkan Efisien
Efisien merupakan hubungan antara input dan bahan baku dengan output atau produk. Jika perusahaan dapat menghasilkan barang atau jasa yang lebih banyak sementara nilai bahan baku tetap, makatelah dikatakan efisiensi telah ditingkatkan. Begitu pula, jika perusahaan dapat menghasilkan barang atau jasa yang tetap tapi dengan nilai bahan baku yang lebih murah, sekali efisiensi telah ditingkatkan. Satu dari ukuran perusahaan yang melakukan proses transformasi adalah efisiensi. Ketika beberapa informasi yang diterima menyatakan bahwa ada perusahaan yang menginvestasikan uangnya pada peralatan baru, merancang system jaringan komputer, memperpendek rantai penawaran barang, alas an-alasan ini biasa digunakan untuk memotong biaya atau dikenal sebagai meningkatkan efisiensi.
3.2 Meningkatkan Produktivitas
Produktivitas merupakan ukuran detail atau terinci mengenai efisiensi data perubahan waktu ke waktu. Produktivitas merupakan perbandingan antara seluruh produk barang atau jasa yang diproduksi pada waktu tertentu dibagi dengan banyaknya jam kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan output tersebut. Dengan kata lain, produktivitas merupakan efisiensi dari para pekerja.
Produktivitas juga berkaitan dengan kuantitas barang yang akan diproduksi. Jika sumber daya digunakan dengan cara yang semakin efisien, maka kuantitas output akan menjadi besar.
3.3 Meningkatkan Kuantitas
Perhatian setiap perusahaan pada peningkatan kualitas menjadi sangat penting. Mengapa? Kualitas adalah salah satu alasan yang membuat konsumen mau membeli barang suatu perusahaan atau mau menggunakan jasa suatu perusahaan. Konsep kualitas sangat subjektif, karena secara definisi kualitas merupakan suatu hasil memproduksi barang dan jasa dengan cirri dan karakter tertentu dengan standart kepuasan seperti apa yang diduga oleh konsumen. Sifat yang subjektif ini menyebabkan perusahaan tidak hanya memproduksi barang yang baik, tetapi harus sesuai dengan apa yang menjadi harapan konsumen.
3.4 Membedakan Produksi Barang dan Jasa
Sebagai penutup dari uraian mengenai proses produksi, ada baiknya apabila diperhatikan mengenai beberapa penting dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa. Ha-hal berikut harus diperhatikan: kaitan antara produksi barang dan jasa, penentuan lokasi produksi, tata ruang kegiatan memproduksi, dan kegiatan mempromosikan barang yang diproduksikan.
3.1 Meningkatkan Efisien
Efisien merupakan hubungan antara input dan bahan baku dengan output atau produk. Jika perusahaan dapat menghasilkan barang atau jasa yang lebih banyak sementara nilai bahan baku tetap, makatelah dikatakan efisiensi telah ditingkatkan. Begitu pula, jika perusahaan dapat menghasilkan barang atau jasa yang tetap tapi dengan nilai bahan baku yang lebih murah, sekali efisiensi telah ditingkatkan. Satu dari ukuran perusahaan yang melakukan proses transformasi adalah efisiensi. Ketika beberapa informasi yang diterima menyatakan bahwa ada perusahaan yang menginvestasikan uangnya pada peralatan baru, merancang system jaringan komputer, memperpendek rantai penawaran barang, alas an-alasan ini biasa digunakan untuk memotong biaya atau dikenal sebagai meningkatkan efisiensi.
3.2 Meningkatkan Produktivitas
Produktivitas merupakan ukuran detail atau terinci mengenai efisiensi data perubahan waktu ke waktu. Produktivitas merupakan perbandingan antara seluruh produk barang atau jasa yang diproduksi pada waktu tertentu dibagi dengan banyaknya jam kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan output tersebut. Dengan kata lain, produktivitas merupakan efisiensi dari para pekerja.
Produktivitas juga berkaitan dengan kuantitas barang yang akan diproduksi. Jika sumber daya digunakan dengan cara yang semakin efisien, maka kuantitas output akan menjadi besar.
3.3 Meningkatkan Kuantitas
Perhatian setiap perusahaan pada peningkatan kualitas menjadi sangat penting. Mengapa? Kualitas adalah salah satu alasan yang membuat konsumen mau membeli barang suatu perusahaan atau mau menggunakan jasa suatu perusahaan. Konsep kualitas sangat subjektif, karena secara definisi kualitas merupakan suatu hasil memproduksi barang dan jasa dengan cirri dan karakter tertentu dengan standart kepuasan seperti apa yang diduga oleh konsumen. Sifat yang subjektif ini menyebabkan perusahaan tidak hanya memproduksi barang yang baik, tetapi harus sesuai dengan apa yang menjadi harapan konsumen.
3.4 Membedakan Produksi Barang dan Jasa
Sebagai penutup dari uraian mengenai proses produksi, ada baiknya apabila diperhatikan mengenai beberapa penting dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa. Ha-hal berikut harus diperhatikan: kaitan antara produksi barang dan jasa, penentuan lokasi produksi, tata ruang kegiatan memproduksi, dan kegiatan mempromosikan barang yang diproduksikan.
3.1
Bentuk-bentuk Proses Produksi Barang dan Jasa
Yang kita sebutkan sebagai barang, dalam kenyataannya
terdiri dari beribu-ribu jenis barang. Ada yang bentuknya sederhana dan
memerlukan waktu yang singkat untuk menciptakannya. Ada pula barang yang besar
dan rumit yang memerlukan waktu yang lama untuk mewujudkannya. Memproduksi
sepatu lebih cepat daripada memproduksi mobil. Dengan adanya perbedaan ini,
cara memproduksi barang juga berbeda.
Apabila dilihat dari segi bagaimana bahan mentah atau input yang dirubah menjadi barang lain, maka proses produksi dibedakan kepada dua golongan berikut: analytic dan synthetic. Sedangkan apabila perbedaan proses produksi tersebut didasarkan kepada bagaimana peralatan produksi (yaitu: mesin-mesin) digunakan, proses produksi dapat dibedakan pula kepada:proses continuous dan proses intermittent.
Apabila dilihat dari segi bagaimana bahan mentah atau input yang dirubah menjadi barang lain, maka proses produksi dibedakan kepada dua golongan berikut: analytic dan synthetic. Sedangkan apabila perbedaan proses produksi tersebut didasarkan kepada bagaimana peralatan produksi (yaitu: mesin-mesin) digunakan, proses produksi dapat dibedakan pula kepada:proses continuous dan proses intermittent.
3.1 Proses Analtytic dan Synthetic
Proses Analytic merupakan suatu bentuk proses produksi yang menciptakan beberapa barang dari suatu jenis bahan mentah atau input. Pada umumnya proses ini berlaku terhadap sesuatu barang yang dihasilkan oleh sektor-sektor primer terutama pertanian dan pertambangan, menjadi beberapa barang setengah jadi atau barang jadi. Memproses minyak mentah, karet dan hasil kayu hutan merupakan contoh dari analytic. Melalui proses produksi minyak mentah diproses menjadi pelumas, bensin, solar dan minyak lampu. Karet susu (lateks) diproses menjadi berbagai jenis ban, alat pelampung, perrekat dan sepatu. Kayu hutan diproses menjadi papan, perabot dan bahan perumahan.
Proses Synthetic sifatnya berbalikan dengan proses Analytic yaitu peruses ini menggabungkan beberapa input atau bahan mentah menjadi satu barang lain. Proses synthetic biasanya berlaku di industri pengolahan atau manufaktur. Anda ingin memproduksi sepatu, input apa yang perlu anda sediakan? Karet, kulit, benang dan perekat merupakan bahan penting yang harus disediakan untuk mewujudkan barang lain, yaitu: sepatu. Industri pakaian, mengambil contoh lain, juga memerlukan beberapa jenis barang untuk mewujudkan satu celana atau satu baju. Memproduksi mobil juga merupakan proses synthetic. Beribu-ribu komponen harus dipasang sebelum seorang konsumen dapat membeli dan mengendarainya.
Berdasarkan sifat pemprosessannya, kegiatan memproduksi yang digolongkan sebagai proses synthetic dibedakan ke dalam dua cara:proses pabrikasi dan proses assembling. Membuat pakaian dan perabotan digolongkan sebagai proses pabrikasi karena berbagai bahan diproses untuk menjadi barang baru. Sedangkan membuat sepeda motor dan mobil digolongkan sebagai proses assembling karena berbagai komponen yang sudah dibuat dipasang bersama untuk menciptakan barang-barang tersebut.
3.2 Proses Continuous dan Intermittent
Cara kedua untuk menggolongkan bentuk produksi adalah melihat bagaimana alat produksi digunakan dalam suatu tempat tertentu. Proses produksi digolongkan sebagai continuous, atau beroperasi secara terus-menerus, apabila proses produksi berlaku sepanjang waktu membuat perubahan terhadap susunan peralatan produksi yang digunakan. Sebagai akibat dari cara pemrosesan ini, bentuk barang yang dihasilkan tidak mengalami perubahan. Apakah barang yang diproduksi sekarang, seminggu lagi atau beberapa bulan kemudian, bentuk dan kualitas barangnya tidak akan berubah (barang standart) selama peralatan produksi tidak diganti. Proses produksi untuk menghasilkan barang-barang yang tetap bernutu dan bentuknya seperti gelas, kertas dan paku bersifat proses produksi yang continuous.
Proses produksi bersifat intermittent apabila mesin tidak digunakan terus-menerus, dan dari waktu alat produksi disesuaikan dengan perubahan barang yang akan diprosuksi. Sifat yang kedua ini merupakan sifat terpenting dari prpses intermittent, dan hal itu berlaku untuk menyesuaikan cirri barang yang diproduksi dengan keinginan konsumen. Proses produksi bersifat intermittent apabila barang produksi selalu berubah-ubah. Kegiatan produksi yang demikian antara lain dapat dilihat dalam kegiatan menghasilkan perabot dan berbagai jenis pakaian.
4.1
Penetapan Skala Produksi Barang dan Jasa
Penyusunan
perencanaan proses produksi dan jasa
Dalam upaya menetapkan
proses produksi dan jasa suatu perusahaan, sebaiknya kita mengetahui lebih
dulu tentang pengetahuan produksi, produk, jasa, produsen, dan produktivitas.
a. Pengertian
produksi, produk, jasa, produsen, dan produktivitas
1) Produksi
Produksi adalah kegiatan yang dapat
menimbulkan tambahan manfaat atau faedah barn. Manfaat atau faedah terdiri
atas beberapa macam, misalnya: faedah bentuk, faedah waktu, faedah tempat, dan sebagainya.
Contoh penambahan manfaat dari perubahan bentuk yaitu:
a.
Seorang wirausahawan yang
kreatif, mengubah bentuk kayu menjadi meja, kursi, lemari, dan sebagainya.
b.
Seorang wirausahawan
membawa hasil-hasil pertanian dari pedesaan ke kawasan perkotaan, dalam
hal ini merupakan tambahan faedah tempat.
c.
Seorang wirausahawan
mempunyai hasil pertanian yang disimpan di dalam gudang, kemudian dikeluarkan
lagi sampai dengan waktu yang diperlukan, dalam hal ini merupakan faedah waktu.
Produk
Produk merupakan hasil kegiatan produksi yang berwujud
barang atau jasa. Akan tetapi,
dalam hal ini perlu dibedakan antara barang dan jasa walaupun keduanya
merupakan hasil dari produksi. Barang mempunyai wujud tertentu dan mempunyai sifat-sifat
fisik. Di samping itu, ada tenggang waktu antara saat diproduksinya dan
saat dikonsumsikannya produk tersebut.
Jasa
Jasa
adalah hasil kegiatan produksi yang tidak mempunyai wujud dan sifat-sifat fisik
tertentu. Di samping itu, di dalam jasa tidak terdapat tenggang waktu
antara diproduksinya dan dikonsumsikannya. Contoh jasa antara lain kerja
seorang dokter, pelayanan angkutan, pelayanan pergudangan, dan sebagainya.
Produsen
Produsen adalah orang, badan, atau lembaga-lembaga yang
menghasilkan produk.
Produktivitas
Produktivitas
merupakan suatu perbandingan dari hasil kegiatan yang seharusnya. Perlu diketahui bahwa produktivitas suatu perusahaan tidak selamanya
konstan, akan tetapi berubah-ubah Sesuai
dengan kegiatan yang dilaksanakan dalam perusahaan yang bersangkutan.
b. Pengertian perencanaan proses produksi
Perencanaan proses produksi adalah
perencanaan tentang produk apa dan berapa jumlahnya masing-masing, yang
segera diproduksikan pada periode yang akan datang. Akan tetapi, semua produk yang
tercantum di dalam perencanaan proses produksi barang/jasa, belum tentu akan
dicantumkan seluruhnya pada suatu periode yang akan datang.
Adapun
perbedaan antara perencanaan proses produk dan perencanaan proses produksi
adalah bahwa pada perencanaan proses produk akan banyak menyangkut
aspek-aspek teknis, sedangkan pada perencanaan proses produksi akan lebih
banyak menyangkut aspek-aspek ekonomis. Pada perencanaan proses produksi,
dititik beratkan kepada produk apa, produk yang bagaimana, dan
berapa jumlah produk yang akan diproduksi.
c. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam
menyusun perencanaan proses produksi dan jasa
Di
dalam membuat perencanaan proses produksi dan jasa yang tepat, seorang
wirausahawan perlu memperhatikan dan mempertimbangkan masalah intern dan
masalah ekstern perusahaan.
Masalah intern adalah masalah yang datangnya dari dalam perusahaan
sendiri, seperti mesinmesin, peralatan, bahan baku, dan tenaga kerja. Adapun masalah
ekstern perusahaan adalah masalah yang datangnya dari luar
perusahaan, seperti keadaan politik, ekonomi, resesi, deflasi, inflasi,
deregulasi, kebijaksanaan pemerintah, dan devaluasi. Untuk menetapkan
perencanaan proses produksi dan jasa, seorang wirausahawan
perlu memperhatikan berbagai faktor sebagai berikut: manfaat produk bagi
konsumen; permintaan pasar terhadap produk; potensi usaha seorang
wirausahawan untuk memperoleh keuntungan; fasilitas operasi proses produksi; kekuatan
persaingan dari perusahaan lain; kemampuan distribusinya; pengembangan produk pada masa yang akan datang.
Adapun penetapan skala proses produksi dan jasa yang akan
diproduksi dalam suatu periode pada masa yang akan datang, harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut: produk-produk
tersebut harus dapat diproduksi oleh pabrik; produk-produk tersebut harus sesuai dengan keinginan dan
selera konsumen. Berdasarkan perencanaan
proses produksi dan jasa yang sudah ditetapkan oleh seorang wirausahawan,
harus dapat ditentukan langkah-langkah sebagai berikut. Bilamana kegiatan operasi produksi atau jasa itu akan
dimulai? Berapa banyak pekerja yang
dibutuhkan? Alat-alat dan perlengkapan apa yang diperlukan? Tingkat persediaan
bagaimana yang dibutuhkan?
Adapun
yang menjadi tujuan dalam penetapan skala proses produksi dan jasa adalah: mengubah
bahan baku menjadi produk jadi; memperoleh keuntungan; menggunakan
fasilitas produksi; menguasai pasar tertentu; melaksanakan kerja secara
efisien dan efektif.
Di dalam menetapkan perencanaan proses produksi dan jasa,
seorang wirausahawan harus memperhatikan skala
produksi, yang meliputi: jenis produk yang akan diproduksi; banyaknya
produk yang akan diproduksi; jenis produk yang permintaannya sedikit; jenis produk yang permintaannya banyak.
Selanjutnya,
di dalam menetapkan perencanaan proses produksi dan jasa, seorang
wirausahawan harus memikirkan dan menetapkan skala produksi, di antaranya:
rangkuman penatalaksanaannya; analisis situasi kegiatannya; tujuan dan
sasarannya; pengawasan kegiatannya; strategi kegiatannya; program
kegiatannya; anggaran biayanya; alat-alat pengendaliannya; strategi penjualan
dan pemasarannya.
Selanjutnya,
seorang wirausahawan harus mengetahui masalah-masalah yang
berhubungan dengan tindakan yang dilakukan oleh pihak pesaing. Berhubungan
dengan itu, maka seorang wirausahawan di dalam menetapkan proses produksi
perlu mengetahui keterangan-keterangan sebagai berikut: siapa saja
yang akan membeli produk itu; berapa banyak produk yang akan dibeli; di
mana dilakukan pembelian produk tersebut; apa yang menjadi tujuan dari pembelian produk tersebut.
Ciri-ciri,
syarat-syarat, dan faktor-faktor perencanaan proses produksi dan jasaa.
a. Ciri-ciri perencanaan
proses produksi dan jasa
Ciri-ciri perencanaan
proses produksi dan jasa, antara lain sebagai berikut.
1) Perencanaan produksi
dan jasa harus menyangkut kegiatan masa mendatang.
2) Perencanaan
produksi clan jasa harus mempunyai jangka waktu tertentu.
3) Perencanaan
produksi dan jasa harus mempersiapkan tenaga kerja, mesin-mesin, bahan
baku, metode pengerjaan, modal, dan sebagainya.
4) Perencanaan
produksi dan jasa harus dapat mengoordinir kegiatan produksi dengan
kegiatan bagian lainnya.
5) Perencanaan
produksi dan jasa harus dapat menentukan jumlah produk, jenis produk,
warna produk, ukuran produk, bentuk produk, dan sebagainya.
b. Syarat-syarat perencanaan
proses produksi dan jasa
Syarat-syarat perencanaan proses produksi dan jasa antara
lain sebagai berikut.
1) Perencanaan
produksi barang dan jasa harus disesuaikan dengan tujuan usaha.
2) Perencanaan kerja produksi dan jasa harus
sederhana, dimengerti, dan dapat dilaksanakan.
3) Perencanaan
produksi dan jasa harus memberikan analisis dan klasifikasi kegiatan.
c. Faktor-faktor
perencanaan proses produksi barang dan jasa
Faktor-faktor
perencanaan proses produksi dan jasa, antara lain sebagai berikut.
1) Sifat dari proses produksi.
2) Jenis dan kualitas produk yang akan diproduksi.
Oleh karena itu, seorang wirausahawan yang akan menyusun
perencanaan proses produksi dan jasa harus memperhatikan dan
mempertimbangkan: skala
produksi; Jenis Jenis produk
yang akan diproduksi; produk
tahan lama atau tidak; sifat
produk yang akan diproduksi; sifat
permintaan terhadap produk; kuantitas dan kualitas produk yang akan diproduksi.
Persiapan perencanaan
proses produksi dan jasa
Adapun persiapan
perencanaan proses produksi dan jasa, meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Prosedur persiapan
Prosedur persiapan
perencanaan proses produksi dan jasa antara lain:
1) Seorang
wirausahawan perlu membina gagasan produk dari konsumen atau pembeh.
2) Seorang
wirausahawan perlu mendorong para karyawan untuk ikut memikirkan gagasan
produk yang akan diproduksi.
b. Penyaringan gagasan
Tujuan
utama penyaringan gagasan proses produksi dan jasa untuk mendapatkan gagasan
yang baik dan tepat di dalam pembuatannya.
c. Analisis gagasan
Seorang
wirausahawan selanjutnya mengadakan analisis terhadap gagasan operasi produksi
dan jasa dari berbagai macam usaha. Adapun gagasan terhadap proses
produksi dan jasa yang dianggap paling penting yaitu: potensi permintaan terhadap produk; jumlah penjualan produk; jumlah pemasaran produk; kemampuan produk yang mendatangkan laba.
d Percobaan proses produk
Di
dalam percobaan proses produk, terdapat 2 (dua) hal yang sangat penting, yaitu:
Dari tahap pengelolaan gagasan, menjadi suatu kegiatan konkret. Perusahaan
menghasilkan produksi yang dapat dipertanggungjawabkan, baik secara
teknis maupun komersial.
e. Uji coba produk
Pada
dasarnya ada 2 (dua) macam manfaat yang akan didapat oleh seorang wirausahawan
dengan adanya uji coba produksi dan jasa, yaitu:
1) Seorang wirausahawan
akan memperoleh gambaran yang lebih lugs tentang operasi produksi.
2] Seorang wirausahawan
akan menemukan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan, cacat tidaknya,
dan bermanfaat tidaknya, dari produk yang dibuatnya.
F. Tahap komersialisasi
Tahap
komersialisasi adalah proses memperkenalkan produk yang diproduksi kepada
para konsumen atau pembeli. Berbagai usaha pada tahap komersialisasi yang
dilakukan oleh seorang wirausahawan antara lain melaksanakan merek produk,
kemasan produk, harga produk, promosi produk, dan distribusinya.
Agar
perencanaan kegiatan operasi produksi dan jasa dalam perusahaan dapat
dilaksanakan dengan baik, setiap pelaksanaan dan pengawasan kegiatan
operasi produksi perlu mengetahui apa yang harus dilaksanakan.
Langkah-langkah menetapkan
skala proses produksi dan jasa
Langkah-langkah
dalam menetapkan skala proses produksi dan jasa, yaitu sebagai berikut. Produk apa yang akan diproduksi; Bilamana kegiatan proses
produksi akan dimulai; Berapa
jumlah produk yang akan diproduksi; Berapa besarnyajumlah dana yang akan
dibutuhkan; Berapa
banyak tenaga kerja yang diperlukan; Peralatan apa yang diperlukan; Berapa tingkat persediaan bahan baku yang diperlukan.
Syarat-syarat
dalam penetapan skala proses produksi dan jasa, antara lain:Penetapan skala produksi barang dan
jasa harus disesuaikan dengan tujuan usaha. Penetapan skala produksi barang dan
jasa harus sederhana dan mudah dilaksanakan. Penetapan skala produksi barang dan jasa harus dapat
memberikan analisis dan klasifikasi tentang kegiatan operasi
proses produksi.
a. Beberapa faktor
yang perlu dipertimbangkan dalampenetapan skala proses produksi dan jasa
Sifat proses produksi dan
jasa
Sifat proses produksi dan
jasa dapat dibedakan sebagai berikut.
a) Proses
produksi dan jasa yang terputus-putus
Proses
produksi dan jasa yang terputus-putus, dilakukan atas dasar jumlah
pesanan (order) produk yang diterima perusahaan. Di sini, jumlah produksi yang dibuat perusahaan pada
umumnya sedikit.Sehingga untuk menetapkan. skala produksi dan
jasa yang diproduksi, semata-mata tidak berdasarkan pada ramalan
penjualan.
b) Proses
produksi barang dan jasa yang terus-menerus
Proses
produksi dan jasa yang terns menerus, dilakukan berdasarkan pada ramalan
produk. Di sini, penetapan skala produksi dan jasa tidak
dilakukan atas dasar pesanan, akan tetapi dilakukanuntuk memenuhi pasar clan
dalam jumlah produksi yang besar.
Jenis
dan mutu produk yang akan diproduksi
Untuk
menetapkan skala proses produksi dan jasa ada beberapa jenis dan mutu, serta
sifat produk yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan, yakni sebagai
berikut. a) Apakah produk yang akan diproduksi itu tahan lama?
b) Apakah mutu produk
yang diproduksi itu tergantung pada biaya persatuan?
c) Apakah
produk yang akan diproduksi itu mempunyai sifat permintaan musiman atau tidak?
d) Apakah
produk yang akan diproduksi itu costumer's goods atauproducer's
goods?
Jenis produk baru dan lama
Seorang
wirausahawan perlu memperhatikan dan mempertimbangkan jenis produk baru,
disertai penelitian tentang:
a) Lokasi;
apakah perusahaan perlu berdekatan dengan sumber-sumber bahan baku atau
dekat dengan pasar konsumen?
b) Berapa jumlah produk yang akan diproduksi?
c) Bagaimana sifat
permintaan terhadap produk, apakah musiman atau sepanjang masa?
Untuk
menetapkan skala produksi dan jasa, salah satu faktor yang perlu diperhatikan
oleh seorang wirausahawan ialah production
standard. Production standard adalah suatu ukuran
yang menjadi patokan dalam melaksanakan proses operasi produksi. Di dalam standar produksi, yang paling penting ialah
standar mengenai waktu, standar kualitas produk, dan standar biaya produk.
Apabila perencanaan operasi proses produksi barang dan jasa dalam suatu
perusahaan sudah baik, maka akan ada manfaat dari perencanaan skala
produksi dan jasa, pengarahannya, serta perbaikan-perbaikan terhadap
hal-hal yang tidak sesuai dengan tujuan perusahaan.
5.1
Sejarah Perkembangan Proses Produksi Barang
dan Jasa
Sejarah dunia telah mencatat perubahan
peradaban manusia semenjak zaman Firaun di Mesir, kehidupan berdemokrasi di
Yunani sebelum masa masehi serta perkembangan dan kemunduran kerajaan Romawi.
Akan tetapi, sama akhir abad ke-18 belum terdapat perkembangan yang berarti dalam memproses
produksi.
a.
Periode revolusi industri
Revolusi industri yang dimulai di abad 18 di Inggris yang kemudian masuk
ke trans-atlantik dan sampailah semangat tersebut ke AS sebelum tahun 1860-an.
Pada saat itu terjadi proses substitusi dari kekuatan yang bersandar pada
tenaga kerja atau manusia diganti dengan kekuatan mesin. Perusahaan-perusahaan
yang dijalankan pada saat itu mampu menghemat biaya produksi cukup besar, mampu
meningkatkan standar kehidupan konsumen secara keseluruhan.
b.
Periode Manajemen ilmiah (scientific management)
Periode antara tahun 1890-1920 dikatakan sebagai masa perkembangannya
manajemen ilmiah. Esensi dari sifat perkembangan pemrosesan dalam periode ini
adalah bagaimana metode ilmiah digunakan dalam menjalankan kegiatan
memproduksi, sehingga setiap pekerja dapat menjalankan pekerjaannya secara
efisien dan efektif. Penerapan manajemen ilmiah ini dapat meningkatkan
produktivitas di atas 100 persen. Dengan melakukan standarisasi, mencari
terobosan-terobosan baru dan mengoptimalkan penggunaan perlengkapan, ternyata
cara pemrosesan barang secara ilmiah ini dapat menurunkan tingkat kesalahan dan
pemborosan-pemborosan yang terjadi di perusahaan.
c.
Periode produksi masal
Perkembangan proses produksi masal terus berlanjut. Periode manajemen
ilmiah digantikan oleh periode produksi masal yang bermula dari inovasi Hendry
Ford dalam memproduksi mobil. Dengan inovasinya tersebut ford mampu memberikan
sumbangan pada perkembangan proses produksi dari satu masa ke masa lainnya.
Proses produksi yang diperkenalkannya dapat meningkatkan produktivitas melalui
penemuan rancangan arus kerja yang membawa barang sepanjang alat produksi yang
diperkenalkannya, dari area kerja satu ke area kerja lainnya, sehingga pekerja
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
d.
Otomatisasi dan robotisasi
Perkembangan produksi memasuki tahap ini semenjak pertengahan tahun
1940-an. Casb-register, mesin tik elektronika, otomatisasi mesin-mesin yang
tersedia di tempat-tempat kerja membuat produktivitas pekerja semakin dapat
ditingkatkan. Pada tahun 1970-an perusahaan industri mobil di Jepang
menggunakan otomatisasi pada konsep assembly line, dimana robot digunakan untuk
melakukan tugas-tugas yang monoton seperti mengelas dan mengecat.
e.
Periode komputerisasi
Beberapa inovasi dalam meningkatkan efisiensi dalam dunia bisnis
dihasilkan dari substitusi yang luar biasa dan modal terhadap tenaga kerja
adalah komputer. Sebagai contoh, pabrik yang menggunakan 500 pekerja, kini
hanya memerlukan 30 orang untuk menghasilkan kuantitas dan kualitas barang yang
sama. Hal ini merupakan hasil dari proses otomatisasi dan komputerisasi.
Banyaknya jenis perangkat lunak yang dihasilkan, ternyata akan secara
berkelanjutan menggantikan peran manusia.
6.1
Tahap-tahap dalam Pengendalian Proses Produksi
Barang dan Jasa
Tahap – tahap dalam Pengendalian Produksi
a. Perencanaan
Jika
pesanan pembeli atau pesanan untuk persediaan para perusahaan telah diterima
oleh bagian perencanaan produksi, maka pesanan tersebut dapat dipecah – pecah
ke dalam beberapa bagian
b. Routing
Merupakan
suatu usaha untuk menentukan urutan – urutan dari proses dan alat – alat yang
digunakan dalam proses produksi. Sebelum usaha dimulai, semua maslah disusun
terlebih dahulu dalam route sheet.
c. Scheduling
Suatu usaha untuk menentukan kapan produksi akan dimulai
dan selesai untuk diserahkan.
d. Dispatching
Merupakan surat perintah yang berisi wewenang untuk
melakukan kegiatan produksi.
7.1
Kepentingan Strategi Fungsi Produksi Barang
dan Jasa
Fungsi
produksi adalah menambah nilai input perusahaan dengan mengubahnya menjadi
output yang dapat dipasarkan. Nilai tambah ini berasal dari karakteristik
output yang membuat konsumen mau membelinya. Bahwa manajemen produksi dan
operasi yang efektif dapat menurunkan biaya produksi perusahaan, menaikkan mutu
barang dan jasa, serta memungkinkannya menanggapi permintaan pelanggan.
Manajemen produksi yang terampil juga dapat meningkatkan fleksibilitas,
sehingga perusahaan dapat menanggapi dengan cepat bila permintaan pelanggan
berubah.
1. Produksi Massal
Produksi
missal yaitu system untuk membuat produk dalam jumlah besar melalui
penggabungan tenaga kerja yang terspesialisasi, mekanisasi, dan standarisasi.
Produksi missal membuat output tersedia dalam jumlah besar dengan harga yang
lebih rendah daripada harus dibuat satu persatu. Produksi missal dimualai
dengan membagi pekerjaan menjadi komponen yang paling sederhana sehingga setiap
pekerja dapat berkonsentrasi untuk melaksanakan satu tugas. Dengan begitu,
manajer menciptakan kondisi produktivits yang tinggi melalui mekanisme, dimana
mesin menggantikan pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh manusia.
Komponen
ketiga yaitu standarisasi termasuk memproduksi barang dan jsuku cadang sejenis
yang dapat ditukar pakai. Suku cadang akan memudahkan proses pengantian
komponen yang rusak. Perluasan dari
prinsip spesialisasi, mekanisasi, dan standarisasi tersebut telah menggiring
menuju pengembangan lini perakitan (assembly line).
System
ini pun memiliki beberapa keterbatasan : Produksi missal akan menjadi tidak efisien untuk
memproduksi memerlukan berbagai jenis barang dalam jumlah kecil. Untuk
menghindarnya, perusahaan sebaiknya lebih memusatkan perhatian pada metode
produksi yang efisien, ketimbang membuat barang yang sesuai dengan keinginan
pelanggan. Spesialisasi dapat membuat pekerjaan menjadi membosankan, karena
setiap pekerja harus mengerjakan tugas yang sama secara berulang-ulang
sepanjang hari.
2. Produksi fleksibel
Untuk
meningkatkan kemampuan bersaing, banyak perusahaan mengakui keunggulan metode
ini yang ramping, yang telah mengurangi kebutuhanakan perkerja dan persediaan.
Meskipun produksi missal yang efisien dapat menciptakan barang sejenis dalam
jumlah besar, namun produksi fleksibel dapt menghasilkan barang dalam jumlah
kecil dengan biaya yang efektif/ metode ini juga memerlukaan penataan baru
untuk kontak dengan pelanggan, persediaan, perancangan, dan rekayasa. Produksi
Berdasarkan Permintaan Pelanggan, Metode ini mengevaluasi permintaan pelanggan
untuk menghubungkan apa yang dibuat perusahaan dengan apa yang ingin dibeli
pelanggan.
3. Konsep Tim
Konsep
tim menggabungkan karyawan dari berbagai departemen dan fungsi untuk bekerja
bersama dalam merancang dan membuat produk. Tim kerja ini juga mengikutsertakan
anggota dari luar perusahaan, seperti pemasok dan pelanggan. Kerjasam tim
disebut rekayasa bersama (concurrent engineering), karena tim menyelesaikan rekayasa
bersamaan waktunya dengan desai, produksi,dan fungsi-fungsi lainnya.
PROSES PRODUKSI
Berdasarkan sarana operasi dan waktu yang
dihasikan :
a.
System produks Analitis
Mengurangi bahan baku menjadi
komponen-komponen kecil, untuk mendapatkan satu atau beberapa produk yang dapat
dipasarkan.
b.
System produksi sintetis
System ini adalah kebalikan dari system
analitis. System ini menggabungkan sejumlah bahan baku menjadi bahan jadi
Proses
produksi yang berkesinambungan menghasilkan barang jadi selama periode . Proses
produksi terputus-putus akan menghasilkan produk dalam periode produksi yang
singkat, yang seringkali menghentikan mesin atau mengubah konfigurasinya dengan
tujuan menghasilkan produk yang berbeda.
8.1
Penetapan Sistem Produksi Barang dan Jasa
1. Perencanaan sistem
proses produksi dan jasa
Beberapa
hal yang perlu dipahami oleh seorang wirausahawan jika membuat perencanaan
sistem proses produksi dan jasa, yaitu perencanaan produk, perencanaan
lokasi pabrik, perencanaan letak fasilitas produksi, perencanaan lingkungan
kerja, dan perencanaan standar produksi. Penyusunan perencanaan sistem
proses produksi sudah selayaknya dipersiapkan dengan cermat dan teliti; karena
sistem produksi yang sudah dipersiapkan, akan dipergunakan dalam jangka waktu
yang panjang.
Apabila
penetapan sistem proses produksi sudah ditelaah dengan saksama, maka akan
dapat diperoleh hal-hal sebagai berikut.
a. Perencanaan
proses produk
Perencanaan proses produk merupakan perencanaan tentang
produk apa, produk yang bagaimana, dan
berapa banyak yang dapat diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan.
Perencanaan proses produk
harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, mengingat bahwa pemilihan produk yang
diproduksi akan berlaku dalam jangka panjang.
b. Perencanaan
lokasi pabrik
Pabrik adalah tempat beradanya
fungsi teknis dari suatu perusahaan. Lokasi pabrik perlu direncanakan dengan tepat. Karena,
pemilihan lokasi pabrik yang salah akan dapat menimbulkan berbagai macam kerugian.
c.
Perencanaan letak fasilitas produksi dan jasa
Letak fasilitas produksi dan jasa (lay
out) pabrik merupakan suatu hal yang mempunyai pengaruh langsung terhadap tingkat produktivitas perusahaan.
Penyusun letak fasilitas produksi yang teratur serta memenuhi persyaratan teknis yang sudah ditentukan,
akan menunj ang adanya efektivitas dan efisiensi
kerja pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan.
d
Perencanaan lingkungan kerja
Lingkungan kerja merupakan faktor yang sangat penting di
dalam perusahaan. Lingkungan kerja
yang baik, akan mendukung adanya tingkat produktivitas kerja yang tinggi.
Lingkungan kerja sebaiknya disiapkan oleh
perusahaan, agar cocok dengan lingkungan kegiatan produksi. Dalam masalah lingkungan kerja di dalam perusahaan, terdapat 3 (tiga)
hal yang perlu diperhatikan oleh seorang wirausahawan, di antaranya:
1) masalah
pelayanan karyawan perusahaan;
2) masalah
kondisi kerja perusahaan;
3) masalah
hubungan karyawan dengan perusahaan.
e.
Perencanaan standar produksi dan jasa
Dengan adanya standar produksi dan jasa, perusahaan akan
mempunyai pegangan dalam pelaksanaan
proses produksi. Adapun pada pelaksanaan manajemennya, perusahaan akan
mempunyai beberapa kemudahan di
dalam pengendalian kegiatan produksi, baik untuk pengendalian bahan baku, biaya
produksi, maupun tenaga kerja. Sistem
produksi dan jasa dalam perusahaan terdiri atas beberapa subsistem. Subsistem
dari sistem produksi dalam
perusahaan antara lain produk yang dapat diproduksi, lokasi pabrik yang dipergunakan, letak atau susunan fasilitas
produksi, lingkungan kerja yang dipersiapkan, serta standar kerja
yang berlaku.
1) Produk
yang dapat diproduksi
Suatu perusahaan yang didirikan, tentu harus mempunyai
rencana tentang produk apa yang akan
diproduksi. Sehingga di dalam penyusunan sistem produksi dan j asa, perusahaan
sudah dapat menentukan produk apa
yang dapat diproduksi. Produk yang dapat diproduksi, bukan berarti seluruhnya harus diproduksi dalam periode yang sama,
melainkan akan dipergunakan sebagai dasar untuk menyusun sistem produksi. Dengan diketahuinya
produk yang akan diproduksi, manajemen perusahaan akan dapat
menentukan subsistem produksi yang lain, misalnya mesin-mesin dan peralatan
yang diperlukan, lingkungan kerja, dan sebagainya.
2) Lokasi
pabrik
Subsistem
yang lain, setelah produk perusahaan, ialah lokasi pabrik. Lokasi pabrik adalah
tempat fungsi teknis pelaksanaan
kegiatan produksi, sehingga pemilihannya pun harus dipertimbangkan dengan
sebaik-baiknya. Pemilihan lokasi pabrik yang tidak mendukung pelaksanaan
produksi di dalam perusahaan, merupakan
suatu hambatan bagi perkembangan perusahaan yang bersangkutan pada mass
yang akan datang. Salah satu keuntungan yang akan diperoleh seorang
wirausahawan dengan adanya lokasi pabrik yang tepat ialah kemudahan untuk
berkembang dalam mengelola usahanya.
3) Letak
fasilitas produksi dan jasa
Letak
fasilitas produksi dan jasa dalam suatu perusahaan, misalnya mesin-mesin dan
peralatan, merupakan salah satu bagian
dari sistem produksi. Letak fasilitas produksi dan jasa, mempunyai pengaruh
langsung terhadap produktivitas perusahaan. Susunan dari mesin-mesin dan.
peralatan produksi, sedapat mungkin harus menunjang pelaksanaan
proses produksi dengan baik, sehingga produktivitas perusahaan dapat
dipertahankan.
4) Lingkungan
kerja yang ada
Lingkungan
kerja yang ada pada perusahaan, akan mempengaruhi produktivitas kerja para
karyawan perusahaan yang bersangkutan.Produktivitas
para karyawan tersebut, akan berpengaruh langsung
terhadap produktivitas perusahaan. Pada umumnya, lingkungan kerja dalam
perusahaan terdiri atas 3 (tiga)
hal penting, yaitu pelayanan baik pada karyawan, kondisi kerja para
karyawan, dan hubungan kerja yang harmonis para karyawan di dalam
perusahaan yang bersangkutan.
5) Standar
produksi yang beriaku
Standar
produksi yang berlaku di dalam perusahaan merupakan salah satu bagian dari
sistem produksi yang mempunyai peranan
penting. Penggunaan standar produksi yang jelas, akan mempermudah
para karyawan untuk melaksanakan operasi perusahaan dan dapat membantu program
pemasaran.
9.1
Rancangan Kegiatan dalam Memproduksi Barang dan
Jasa
1.
Meramalkan Permintaan
Meramalkan
permintaan ini dibutuhkan untuk mengetahui jumlah produksi yang dihasilkan
dalam jangka waktu tertentu. Dan juga untuk mengetahui situasi perekonomian
masa kini dan masa depan, dan tingkat persaingan yang akan dihadapi. Beberapa
kegiatan yang diperlukan untuk mermalkan permintaan :
-
Mengumpulkan informasi mengenai kebutuhan para pelanggan
-
Melakukan riset mengenai besarnya pasar dan persaingan yang
dihadapi dalam pasaran tersebut
-
Meminta jasa konsultan untuk melihat prospek perusahaan dalam memasarkan
barangnya
Berdasarkan
penemuan hasil riset, manajer operasi dan produksi harus mampu memperkirakan
volume produksi yang dibutuhkan dan menjajagi perkembangan permintaan konsumen
dimasa depan. Dalam membuat ramalan permintaan unruk masa depan, banyak aktor
yang tidak dapt diperkirakan dengan pasti. Harus mengkaji ulang secara berkala
keadaan permintaan dalam pasar dan membuat penyesuaian yang mengakomodasi
perubahan.
Persahaan
jasa atau manufaktur juga harus memperkirakan permintaan masa kini dan
perkembangannya dimasa yang akan datang. Tanpa melakukan perkiraan bisnis,
perusahaan tidak dapat memberikan jasa yang sesuai dengan perkembangan jumlah
pelanggan dimasa depan.
2.
Merencanakan Kapasitas Produksi
Dengan
meencanakan kemampuan produksi jangka panjang yang perlu dicapai perusahaan,
manajer oprasi dan produksi dpat menentukan kapasitas poduksi yang diperlukan.
Kemudian dapat ditentukan jenis mesin dan peralatan lain yang harus dibeli dan
jumlah serta faktor-faktor lain yang dapat digunakan.
Dalam
merencakan kapasitas produksi harus juga memperhatikan jumlah pegawai,
menentukan lokasi pabrik, menentukan suplai barang, menaksir dan mencari dana,
mempertibangkan faktor lain. Dalam hal ini merencanakan kapasitas produksi
bukan hal yang mudah, maka harus menggunakan kapasitas dalam jangka panjang.
Kegunaannya adalah agar dapat membuat keputusan yang menyesuaikan permintaan
dengan kemapuan perusahaan dalam menghasilkan barang atau jasa.
Membuat
perencaan jangka panjang mengenai kapasitas memproduksi menghadapi resiko besar
yang akan menentukan kesuksesan atau kegagalan usaha. Apanila permintaan
sebenarnya jauh lebih rendah dari perkiraan, maka perusahaan akan menghadapi
masalah kelebihan kapasitas produksi. Kelebihan kapasitas memproduksi, harus
dibayar mahal oleh perusahaan dalam bentuk menurunnya keuntungan perusahaan
atau mengalami kerugian. Disinlah peran penting seorang manajer untuk menganbil
keputusan masalah terkait. Apanila kelebihan produksi harus dihapusakan, tetapi
permintaan barang naik kembali, perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan
konsumen, maka perusahaan tidak mendapatkan untung.
3.
Memilih Lokasi Pabrik atau Usaha
Dalam
menyelesaikan persoalaan ini harus mempertimbangkan biaya-biaya yang akan
dikeluarkan. Selain itu harus mempertimbangkan apakah ada penawaran yang cukup
untuk keahlian pekerja yang dibutuhkan. Biasanya perusahaan yang baru didirikan
membutuhkan keahlian dari lulusan insinyur, akuntan, ahli komputer dan
lain-lain. Untuk didaerah cukup berkembang tidak manjadikan masalah, tetapi
bila perusahaan atau pabrik yang didirikan di daerah terpencil, mendapatkan
kahlian yang berpengalaman menjadikan sebuah tantangan bagi perusahaan atau
pabrik.
Jika
jenis oprasi produksi yang dilakukan oleh tenaga kerja tidak memiliki keahlian,
maka perusahaan akan memilih lokasi industrinya ditempat yang biaya produksinya
lebih rendah. Selain itu mengenai biaya transportasi hampir semua perusahaan
atau pabrik mempertimbangkan akes transportasi murah,dan kemudahan-kemudahan yang
menyangkut pegeluaran murah.
Perusahaan
jasa dalam menentukan lokasi usahanya akan memilih lokasi yang akan
menghasilkan cara paling efisien, sedankan perusahaan industri atau manufaktur,
lebih mempertimbangkan fajtor biaya yang paling rendah.
4.
Merancang Tata Letak Pabrik
Tata
letak pabrik berkaitan dengan pemilihan lokasi. Lokasi yang dimaksud terkait
dengan ruang produksi, proses produksi, mesin-mesin, fungsi pendukung, dan
aktivitas lainnya untuk operasi menghasilkan sebuah produk. Bukan hanya
konstruksi bangunan yang diperhatikan, rancangan tata letak pabrik juga harus
diperhatikan yang berfokus pada penempatan dan pengaturan semua perlengkapan
produksi, sehingga proses produksi dapat berjalan seefisien mungkin..
Pengaruh
tata letak pabrik akan berdampak pada persediaan barang yang perlu ada.
Menentukan tata ruang untuk barang industri adalah pergerakan yang paling
efisien dari sumber daya yan digunakan dan bahan mentah yang akan diproses.
Sementara untuk produk jasa, penentuan tata letak ruang dikendalikan oleh
konsumen dan pengaruuh dari kepuasan konsumen. Alasannya dalah unutk
meminimalkan biaya yang harus dikeluarkan, mewujudkan fleksibelitas dalam
tindakan, pengawasan produksi relatif dapat dikendalikan. Secara umum ada tiga
jenis dasar penentuan tata letak produksi, yaitu :
a.
Tata Letak Berdasarkan Proses
Tata letak berdasakan proses ini dilakukan
dengan cara mengelompokkan para pekerja dibagiannya masing-masing, kemudian
para pekerja akan melakukan rooling dari posisi mereka masing-masing, jadi
semua akan melakukan tugas yang sama.
b.
Tata Letak Berdasarkan Produk
Barang yang akna dibuat melalui proses
produksi degan satu pola yang tetap dan dilakukan dengan jumlah besar dan
dilakukan secara berulang-ulang.
c.
Tata Letak Posisi Tetap
Berlaku untuk pembuatan produk-produk yang
sangat besar dan tak mungkin dipindah-pindahkan, misalnya konstruksi lapangan
terbanng,bangunan pencakar langit, utuk pekerja dan peralatan domobilisasikan
ketempat produk berbeda.
10.1 Mengelola dan Mengendalikan Proses Produksi Barang dan Jasa
1.
Perencanaan Sumber Daya Manufaktur
Sistem
ini menggabungkan data perencanaan dari masing-masing departemen pemasaran,
produksi, rekayasa, dan keuangan untuk membuat rencana induk bisnis.
2.
Lima Langkah dalam Pengendalian Produksi
a. Perencanaan Produksi
Menentukan jumlah sumber daya produksi
keluaran tertentu. Proses perencanaan produksi membuat daftar komponen dan
bahan yang diperlukan dengan sistem banding, sehingga memudahkan untuk
persediaan barang dan pengiriman barang. Perencanaan proses produksi juga
menjamin tersdianya mesin dan pekerja, walaupun masukan bahan ikut bergabung
dalam sistem produksi, namun sistem semacam itu lebih tergantung pada manusia
daripada bahan.
b. Rute
Menetapkan urutan pekerjaan yang harus
dikerjakan dan menentukan siapa yang akan mengerjakan aspek produksi lokasi,
yang bergantung pada dua faktor yaitu sifat barang dan tata letak fasilitas.
c. Penjadwalan
Menentukan berapa lama setiap operasi produsi
dan kapan pekerja harus melaksanakannya. Unuk membantu penjadwalan dapan meggunakan
diagrm Gantt yang dapan menunjukkan kemajuan pekerjaan yang diproyeksikan
selama waktu tertentu.
Contoh diagram Gantt
No
|
Nama
Kegiatan
|
Tanggal
Mulai
|
Tanggal
Selesai
|
Durasi
|
Bulan
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
|||||
1
|
Mengukur
kawasan
|
10/1
|
10/2
|
1
bulan
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Memasang
fondasi
|
10/2
|
31/3
|
11/2
bulan
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Memasang
batu
|
15/3
|
30/5
|
21/2
bulan
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Membentuk
rangka atap
|
15/3
|
30/4
|
11/2
bulan
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Memelester
|
1/4
|
15/6
|
2/12
bulan
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Pekerjaan
penyelesaian
|
15/4
|
30/6
|
21/2
bulan
|
|
|
|
|
|
|
d.
Pengiriman Perintah
Memerintahkan
setiap departemen tenaga pekerjaan apa yang harus dilakukan dan waktu yang
diizinkan untuk penyelesaian menurut prioritas tugas.
e. Tindak Lanjut
Pengendalian
produksi ini dimana supervisor menemukan masalah dalam proes produksi dan menentukan
penyesuaian yang diperlukan. Sistem tindak lanjut ini juga harus mendata dan
melaporkan kepada manajer agar dapat menyesuaikan jadwal.
3.
Pentingnya Kualitas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar